Jumat, 07 Februari 2014

UGM: Serius universitas betulan?

Prolog
Entah, kenapa pikiran ini kembali terusik setelah sesorean berbincang dengan kawan akrab jurusan tetangga. Begini lho, saat ini banyak universitas di Indonesia yang bejibun aktivitas akademiknya. Universitas Gadjah Mada (UGM) di Sleman D.I.Yogyakarta misalnya. Konon saja nih, UGM ini adalah universitas dengan jurusan dan fakultas paling melimpah. Macam-macam. Hampir-hampir semua bidang ada deh. Ada banyak banget acara-acara kampus yang keren-keren. Tapi di balik itu semua, adakah yang sempat terpikir bahwa apa iya, UGM itu sudah bener-bener universitas?

Universitas,
menurut hemat saya nih, isinya ada banyak jurusan dan program studi yang saling terintegrasi. Ada satu bagian atau lebih yang pokok kajian kuliahnya menyinggung bidang lain. Artinya lintas bidang, multidisiplin. Misalnya nih ya, saya kuliah di Jurusan Teknik Geologi, dan saya ada mata kuliah Geokimia yang butuh ke Jurusan Kimia FMIPA. 

Maka, saya harus mendaftar di kelas Jurusan Kimia FMIPA. Kira-kira begitu gambarannya. Memang ada temen saya yang dia sebenarnya mahasiswa Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA. Tetapi, dia mengambil mata kuliah Geologi Struktur di Jurusan Teknik Geologi FT. Dia datang ke kelas Geologi Struktur di Jurusan Teknik Geologi.

Ada beberapa jurusan yang sudah mengatur lintas bidang tersebut. Namun, tidak sedikit yang masih berkutat dengan matakuliah-matakuliah masing-masing jurusan. "Ego disiplin ilmu masih besar," itu kata teman saya. Ada benarnya memang.

Lalu,
apakah hanya dengan seperti kuliah lintas jurusan, UGM sudah dimasukkan ke kategori universitas? Uni itu artinya satu. Versitas artinya (nggak jauh dari) keberagaman. Maka, universitas dapat pula diartikan secara bebas jadi begini, keberagaman ilmu yang jadi satu.

Menurut hemat saya lagi,
nggak cukup UGM itu hanya bertopang pada lintas matakuliahnya agar bisa disebut universitas. Ada sesuatu yang bisa diusahakan lebih dari itu, dan memang seharusnya ada, untuk bisa mendukung penyebutan universitas. Riset lintas bidang!

Saya tergerak untuk memulai membangun koneksi antar himpunan mahasiswa di Fakultas Teknik UGM. Koneksi riset tentunya. Melihat trend saat ini, sudah sangat berdebu, it's so yesterday, bila mahasiswa bikin riset yang hanya berkutat dengan satu disiplin ilmu. Kuno.

Saat ini, ketika teknologi modern dikawinkan dengan konsep konvensional, akan menelurkan hasil-hasil riset yang mendobrak. Saya pun sudah menjadi saksi dari beberapa riset yang maju sekian langkah dari riset biasa, bila dikawinkan secara lintas bidang. Permasalahan geologi dipecahkan dan ditemukan solusinya menggunakan teknologi elektro, menghasilkan alat pendeteksi dini gerakan longsor. Hasilnya? Kerugian nyawa dan fisik bisa dikurangi secara signifikan di daerah-daerah rawan longsor.

Ilustrasi jaringan riset mahasiswa Jurusan Teknik Geologi ke jurusan lain. Bayangkan jika masing-masing saling terhubung. Bukankah itulah esensi sebutan universitas?

Lebih dari itu,
jiwa kebersamaan dan persaingan riset kompetitif yang sehat akan terbangun. Atmosfer riset terbentuk di antara mahasiswa-mahasiswa se-Fakultas Teknik UGM. Tidak ada lagi ego disiplin ilmu yang dijunjung-junjung itu. Semua terintegrasi, semua menyatu. Setelah mahasiswa Fakultas Teknik mempunyai jaringan riset yang mapan, baru kemudian menjalin jaringan ke luar fakultas.

Saya disini hanya
melibatkan mahasiswa sebagai bagian utama pembangun jaringan riset ala universitas itu. Saya yakin, bahwa cita-cita world-class research university itu bakal tercapai sesuai dengan apa yang saya sebutkan.