Senin, 18 April 2016

Kalahkan Jenuh dengan Peluh

Hai sobat,
pernahkah kamu merasa jenuh saat-saat melakukan rutinitas sehari-hari? Hehe... Namanya saja rutinitas. Apapun itu, bakal ada fase jenuh (well-saturated brain - istilah saya sendiri, hehe). Eits, tunggu dulu sob, setelah sekian lama saya mengingat-ingat setiap jejak langkah saya, ternyata jenuh itu akan sering dijumpai pada aktivitas yang berpihak pada kebaikan. Sementara itu, jenuh  akan susah kita temui saat kita berbuat keburukan. Ya nggak Sob?

Baik kok jenuh?
Iyes... Bener deh, coba buktikan. Kapan saja sih kita merasa jenuh? Mesti saat kita sedang belajar di sekolah atau di kampus, atau mungkin sedang menunggu redanya hujan? Apa saja lah, yang jelas, segala kebaikan yang seharusnya dilakukan itu serasa selalu terhalangi dengan jenuh yang datang beriringan. Mestinya sih, kita pandai-pandai untuk berinovasi saat jenuh dalam berkebaikan. Biar bagaimanapun, tiap detiknya hidup kita adalah waktu yang sangat berharga. Lakukan hobi yang positif Sob, contohnya menulis. Pasti ada kebaikan di dalamnya. Lain kata, mari kalahkan jenuh dengan peluh (bekerja dan belajar).

Dan tak pernah terjumpa jenuh dengan buruk?
Saat kita bermusik ria, melewatkan waktu yang terbuang percuma di tiap detiknya dengan menonton film yang tak berfaedah, atau ngobrolin teman sekolah, kok kayaknya gak ada jenuhnya ya? Mungkin bagi sebagian orang akan merasa jenuh juga. Tetapi, pasti gak akan lama. Sebab, jenuhnya itu bakal terganti dengan setiap episode keburukan yang semakin ter-upgrade di tiap detiknya pula. Bosan dengan yang ini, pindah dengan keburukan yang itu. Bosan dengan yang itu, ganti dengan yang lainnya lagi. Bener kan?

Gimana sih rasanya jenuh?
Setiap kita, pasti merasakan bahwa jenuh itu jelas menjengkelkan, tidak menyamankan hati. Bawaannya, hanya akan marah, gusar, sebel. Ibarat kata, tiap ada makanan di depannya akan dilahap, tiap ada orang akan dimaki, tiap ada batu minta ditimpuk (eh kok gak nyambung yak?). Tiap detiknya menjadi serasa lebih panjang berlipat eksponensial. Intinya, semua sepakat, gak pengin merasa jenuh.

Lalu, apakah menunggu jodoh juga menjenuhkan?
Eyaaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar yang sehat